Minggu, 18 November 2007

cerpen SENANDUNG

Senandung tanpa Nada


Sebuah hubungan yang terjalin tanpa ikatan resmi dan yang selalu kutakutkan bila terjadi lagi padaku. Inilah yang kusebut Senandung Tanpa nada. Sebuah lirik yang tak dapat dinyanyikan, hanya syair-syair yang diam. Makna kesungguhan dari perasaan yang hanya terombang-ambing. Tak terungkap dan terselubung.
Mengenalmu sebagai seorang lelaki yang memiliki kasih sayang yang sama seperti yang lain. Tapi kubilang ini tak sama. Kubilang ini bukan Cinta, namun lebih dari sebuah persahabatan yang pernah ada.
Dialah yang selama ini menganggapku layaknya anak kecil yang manja. Padahal aku Belia, gadis yang telah beranjak dewasa.
Yang kubutuhkanpun lebih dari kasih sayang semata. Namun perhatiaannya selama ini malah semakin membuatku nyaman dari lelaki manapun.
Tapi entah mengapa kami punya satu hati saja. Aku menyanyanginya dan begitu pula dengannya. Sebenarnya bisa saja kami mempunyai kehidupan sendiri-sendiri. Namun hingga sampai saat ini kami lebih sering sibuk bersama, dan tak pernah terfikir untuk membuat dunia masing-masing.
Dialah Abangku, lelaki yang kumaksud. Yang kumiliki dengannya adalah sebuah hubungan tanpa ikatan resmi. Cerita-cerita kamipun mengalir layaknya lirik yang tak bernada. Kami selalu bersama meski kami bukan saudara. Kami pun sama-sama tumbuh dari tempat asal yang berbeda.

Sebuah hubungan yang terjalin tanpa ikatan yang resmi dan yang selalu kutakutkan bila terjadi lagi dalam hidupku. Karena kini kurasakan, dan karena kutakut bila ku jadi jatuh cinta padanya. Meski ku susah payah untuk tak menyentuh hatinya.
Kuyakin bisa dan kuharap pada akhirnya nanti kami bisa ciptakan kehidupan masing-masing. Jika tidak, biar Tuhan-lah yang tetap menyatukan kami dalam sebuah ikatan kasih yang direstuiNya.
ÿ TAMAT ÿ

Tidak ada komentar: