Rabu, 21 November 2007

artikel mengatasi rasa takut

Anda pernah ketakutan akan sesuatu ?????

Perasaan takut pernah dialami oleh setiap manusia. Ini menandakan bahwa takut termasuk hal yang alami. Namun, yang perlu di garis bawahi ialah kita harus bisa mengontrol rasa takut kita. Jangan sampai rasa takut ini terlihat berlebihan sehingga membuat kita sendiri tidak nyaman dan yang terpenting tidak memalukan.
Nah, membahas tentang rasa takut. Tentunya langsung mengingatkan anda akan sesuatu yang selalu membuat bulu kuduk anda berdiri. Ada banyak hal yang bisa membuat anda takut. Bisa jadi hal itu sesuatu yang sangat sepele. Boleh karena bentuk yang mengerikan, menjijikkan, atau bahkan menyebalkan.
Sebenarnya apa sich takut itu??? Menurut buku “EASY PEASY”, Takut atau yang dalam bahasa inggris berarti FEAR adalah kepanjangan dari Fear Evidenco Appearing Real. Bila di terjemahkan artinya BUKTI TIDAK BENAR YANG TERLIHAT NYATA.
Jadi, bila kita takut sebenarnya kita tidak sedang menghadapi apa-apa. Sebab sesuatu yang tidak ingin kita hadapi tersebut tidak nyata ada di depan mata kita. Lalu bagaimana dengan anda, apakah anda masih nyaman hidup dalam baying-bayang ketakutan????

Selasa, 20 November 2007

SEKILAS TENTANG LP3I

PERBEDAAN lP3i DAN KULIAH UMUM

Masyarakat Indonesia masih memandang gelar kesarjanaan sebagai sebuah gengsi dan kehormatan, sehingga banyak yang berpendapat bahwa Business College di anggap tidak bergengsi dan tidak memiliki gelar. Namun asumsi buruk tentang busines College tidak semua benar., karena lulusan LP3i telah membuktikan bahwa setelah kuliah selama 2 tahun mayoritas sudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang di ambil.

Lulusan LP3i di didik untuk terampil dan memiliki kemampuan serta keahlian dalam bekerja, tentunya perusahaan puas akan kinerja dari lulusan LP3i di perusahaan mereka. Banyak sekali keuntungan yang di peroleh saat kuliah di Business College terutama LP3i daripada kuliah umum (gelar Sarjana) yaitu dosen di LP3i lebih banyak Dosen Praktisi, hal ini di tujukan agar ilmu yang disampaikan adalah ilmu yang benar – benar sedang di terapkan pada Dunia kerja. Selain itu ruang kelas di dalamnya max 25 orang, hal ini di tunjukkan agar mahasiswa lebih nyaman dalam menyerap ilmu yang di sampaikan. Proses penempatan kerja di Bantu penuh mulai dari pembuatan surat lamaran, menghadapi psikotes, wawancara Dll. Sehingga pada puncak lulusan LP3i memiliki pengalaman kerja serta gelar sarjana (apabila ingin melanjutkan kuliah mengambil gelar Sarjana).
Beda halnya dengan kuliah umum yaitu dalam system pembelajaran lebih banyak nalar, resiko DO lebih tinggi, dan masih perlu training untuk bisa bekerja. Selain itu jumlah setiap kelas lebih dari 40 orang hal ini akan membuat mahasiswa tidak konsen dalam menyerap ilmu. Sehingga pada saat kelulusan, mahasiswa hanya mendapatkan “gelar sarjana tetapi mencari kerja” & tidak memiliki pengalaman kerja sesuai jurusan.
Masyarakat Indonesia masih memandang gelar kesarjanaan sebagai sebuah gengsi dan kehormatan, sehingga banyak yang berpendapat bahwa Business College di anggap tidak bergengsi dan tidak memiliki gelar. Namun asumsi buruk tentang busines College tidak semua benar., karena lulusan LP3i telah membuktikan bahwa setelah kuliah selama 2 tahun mayoritas sudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang di ambil.

Lulusan LP3i di didik untuk terampil dan memiliki kemampuan serta keahlian dalam bekerja, tentunya perusahaan puas akan kinerja dari lulusan LP3i di perusahaan mereka. Banyak sekali keuntungan yang di peroleh saat kuliah di Business College terutama LP3i daripada kuliah umum (gelar Sarjana) yaitu dosen di LP3i lebih banyak Dosen Praktisi, hal ini di tujukan agar ilmu yang disampaikan adalah ilmu yang benar – benar sedang di terapkan pada Dunia kerja. Selain itu ruang kelas di dalamnya max 25 orang, hal ini di tunjukkan agar mahasiswa lebih nyaman dalam menyerap ilmu yang di sampaikan. Proses penempatan kerja di Bantu penuh mulai dari pembuatan surat lamaran, menghadapi psikotes, wawancara Dll. Sehingga pada puncak lulusan LP3i memiliki pengalaman kerja serta gelar sarjana (apabila ingin melanjutkan kuliah mengambil gelar Sarjana).
Beda halnya dengan kuliah umum yaitu dalam system pembelajaran lebih banyak nalar, resiko DO lebih tinggi, dan masih perlu training untuk bisa bekerja. Selain itu jumlah setiap kelas lebih dari 40 orang hal ini akan membuat mahasiswa tidak konsen dalam menyerap ilmu. Sehingga pada saat kelulusan, mahasiswa hanya mendapatkan “gelar sarjana tetapi mencari kerja” & tidak memiliki pengalaman kerja sesuai jurusan.

Minggu, 18 November 2007

cerpen MY BRO!!!!

Aku mengenal lelaki itu dari temanku, Reva. Orangnya asyik dan kalau diajak berbicara ramah. tak perlu waktu yang lama aku dengan dia telah akrab layaknya orang yang telah lama kenal. Padahal Dia terbilang seniorku, baik dari segi umurnya sampai segi akademiknya.
Satu cerita yang jadi awal perkenalanku dengannya, pada waktu acara ulang tahun kampusku, Dia berkenalan dengan Reva. Sebagai seorang manusia yang sedikit diberi kelebihan oleh Tuhan, aku tahu kalau sebenarnya lelaki itu telah lama naksir dengan Reva. Tapi aku memang sengaja tidak membicarakan hal itu pada reva. Aku ingin tahu sejauh mana perasaannya Reva itu peka.
Kurang lebih selama seminggu setelah peristiwa perkenalan itu, aku bertemu lagi dengan lelaki itu. Dan selama waktu seminggu itu pula Reva sering curhat kalau akhir-akhir ini Dia sering mendapat SMS dari orang yang tidak dikenal.
Disana hanya ada identitas nama Elang, kufikir tak ada orang yang sedang iseng selain lelaki itu.
Mungkin saat ini firasat-firasatku belum meleset, entah bagaimana dengan esok. Aku semakin membiarkan hubunganku baik-baik saja dengan lelaki itu, meski beberapa detik yang lalu aku telah memanggilnya Abang. Sebutan yang masih sedikit asing untuk lisanku. Tapi seiring dengan berjalannya waktu aku makin terbiasa. Bahkan sering kali aku merasa ketakutan kalau-kalau aku tak dapat memanggil sebutan itu.
Dia-lah lelaki yang makin menutup fikiranku dari orang lain. Dan aku tak menolaknya saat Dia meminta aku untuk membantunya mendekati Reva. Reva, ya Reva temanku yang mungkin tanpa sedikitpun memikirkan tentang siapa Elang. Dia temanku yang hatinya hanya terukir kata Sakit dan dendam.
Aku menyanggupinya meski hanya dengan sedikit harapan. Karena Reva, aku tau apa yang terjadi dalam hari-harinya. Sedikit luka masa lalunya telah mengoyak akal sehatnya.
Sedikitpun aku tak ingin Abangku menjadi korban Reva selanjutnya. Tetapi, karena Elang telah menjadi bagian dalam otakku, ku jalani ini dalam rangka mengulang profesiku yang dulu.

Aku hanya menikmati detik-detik episodeku yang baru. Tersenyum dengan orang lain tanpa palsu, benar-benar aku yang baru. Bahkan aku telah lupa bagaimana indahnya dilukai oleh mantan kekasihku.
Sampai aku menangis saat Reva mengatakan kalau ia tak sanggup dan tak ingin mejalani hari-harinya dengan Elang. Hanya karna Reva ingin benar-benar hidup normal tanpa harus menyakiti setiap lelaki untuk memuaskan dendamnya dimasa lalu.
Aku benar-benar menangis karna mereka. Tanpa kusangka Reva memenuhi janjinya untuk tidak menyakiti hati para kaum adam dan telah menetapkan hatinya pada satu orang, dan menangis karena Elang, abangku tak mendapatkan kesempatan baik itu.
Aku tak pernah seperti ini pada abang-abangku yang lain. Aku juga tak pernah sesedih ini. Seolah-olah Elang telah menjadi sosok dalam jiwaku. Sosok yang menggatikan posisi mantan kekasihku.
Entah sampai kapan aku akan menikmati masa-masa ini. aku hanya sanggup menjalaninya saja. Tanpa banyak berfikir untuk hal-hal yang lain.

*****
Di suatu sore, aku hanya berdua dengan Elang. Dipinggir danau menemaninya mengadu tentang kesedihannya yang diam-diam masih ada. Hanya tentang Reva dan Reva, air matakupun tak mengering setiap mendengar keluh kesahnya. Kufikir apa sebenarnya setiap lelaki punya perasaan seperti ini. Aku tak banyak memikirkan tentang jawabannya.
Aku lebih banyak teringat pada kejadiaanku tiga tahun silam. Saat aku benar-benar merasa mataharipun segan menghangatkan hatiku yang mendung merudung duka. Tangisan hati tanpa air mata.
Melihat orang yang selama ini aku sayangi, melakukan hal yang seharusnya belum pantas dilakukan, dengan orang yang aku anggap Rival didalam kelas.
Menyedihkan sekali yang telah terjadi denganku, melihat dengan mata kepala sendiri orang yang amat sangat aku sayangi bercinta dengan orang lain. Setelah itu hidupku seperti mengapung, membiarkan diriku didebur sang waktu. Aku pasrah andai aku menjadi manusia tanpa jiwa.


Pandanganku mengabur, kulihat sepasang tangan hangat menghapus air mataku. Tangan-tangan itu juga perlahan merengkuhku dalam pelukannya. Hari itu aku merasa hanya berdua dengannya didunia ini. Hanya disaksikan mentari yang menguning menjelang senja.
Elang mendengarkan kisah masa laluku dan menghapus setiap bulir-bulir air mataku. Sore itu juga, aku masih ingat, saat dia bertanya bagaimana perasaanku. Dan disore itu juga ia…disaksikan separuh mentari, menatapku dan menciumku.
Ku tahu rasanya kalau ini lebih dari ciuman sayang seorang kakak terhadap adiknya. Aku tahu rasanya mendustai hatiku untuk mengakui bahwa sebenarnya aku bahagia dengan ciuman ini, satu impianku yang telah lama terkubur. Aku juga menangis mengapa harus Elang yang melakukan ini semua. Mengapa bukan orang lain.
Senja itu ku berlari, kubiarkan ia sendiri merenung mengapa aku menangis meninggalkannya. Hari itu aku merasa bukan diriku, mengapa juga aku terlalu terlarut dalam fikiran masa laluku.
Tapi setelah hari itu aku memilih diam dan menjauh darinya. Aku hanya ingin memastikan pada hatiku bahwa aku tak sedang jatuh cinta dan tak akan jatuh cinta.
*****
Kupilih untuk meninggalkan kota penuh kenangan ini, tanpa meninggalkan sepotong pesan terakhir untuk orang yang masih kuanggap seperti seorang kakak.
Aku hanya pergi membawa potret-potret senyum termanisnya dan menyimpannya dalam album hatiku.Kupastikan bahwa aku tak menangis atau berlari untuk kembali ke kota ini.
*****
Hari-hari itu akan tetap hidup dalam sejarah hidupku. Terlebih lagi hari ini, detik ini aku hidup lagi dengan hari-hariku yang lalu. Selangkah lagi aku akan memulai hidupku yang baru.
Melupakan kejadian disenja itu dan mengaku pada hatiku bahwa sebenarnya aku bahagia dan tak dapat melupakan detik-detik setelah kejadian di senja itu. Dan kufikir tak pernah ada kata salah bila aku menerima pinangan dan lamaran cinta dari seorang Elang untukku.
TAMAT

opini tentang Zakat di Era Globalisasi

KEPUASAN DALAM BERIBADAH


Ramadhan belumlah berlalu, meski telah memasuki minggu ke-3. seperti halnya Disepanjang jalan anda dapat menyaksikan spanduk-spanduk dari beberapa Lembaga Pengelola Zakat, Infaq serta Shodaqoh yang sedang melakukan promo sistim pengelolaan Zakat. Bahkan mungkin spanduk-spaduk ini telah hadir sebelum kita menunaikan ibadah puasa.
Tidak sedikit dari Lembaga-lembaga tersebut yang sedang berlomba memberikan pelayanan atas pengelolaan Zakat semudah mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa nantinya masyarakat tak perlu cemas lagi terhadap para pengelola Zakat-nya. Karena banyak fasilitas yang dapat kita nikmati. Selain kita tak perlu repot mengantar Zakat itu sendiri, kita juga dapat lebih mantap beribadah karena Zakat tersebut pasti akan jatuh kepada pihak yang berhak mendapatkannya.
Nantinya, kemudahan kita dalam menunaikan ibadah akan semakin mudah. Dengan hadirnya teknologi yang semakin canggih. Tak hanya Infaq melalui SMS, tetapi mungkin kita juga dapat melihat kondisi daerah-daerah yang masih belum mendapat saluran dana dari para donator tanpa harus datang kelokasi tersebut.
Dengan demikian, selain kita dapat membantu saudara kita yang tidak mampu,seperti para fakir miskin, yatim piatu dan kaum dhuafa’. Kita juga membantu mengurangi maraknya kasus Pemurtadan agama yang bermotif pemberian sumbangan Cuma-Cuma seperti yang sering terjadi di lokasi-lokasi pengungsian bencana alam. Hal ini juga dapat terlaksana bila kita mempunyai kepekaan social yang tinggi tanpa harus adanya Gerakan Sadar berAmal.
Bila hal ini dapat terlaksana, tanpa kita sadari kita telah mengurangi jumlah masyarakat yang kurang mampu meski hanya dalam beberapa tahun saja. Nominal yang harus kita keluarkan pun tak harus besar, asalkan kita ikhlas. Keyakinan saya akan hal ini muncul karena masyarakat kita tak kurang dari Empat Ribu Jiwa. Semisal bila setiap harinya kita dapat menyisihkan uang seribu perak dan dikalikan jumlah penduduk yang ada di Indonesia, tentu saja kita telah membantu saudara-saudara kita yang kurang beruntung.
Dengan demikian, selain dapat menyatukan kembali rasa persatuan dan kesatuan kita sebagai warga Negara Indonesia, kita juga dapat memulihkan kondisi perekonomian Negara. Tak hanya itu, Infaq dan Shodaqoh dapat menyejukkan hati siapa saja yang melaksanakannya. Namun, tentu saja semua ini dapat terlaksana bila di tangani oleh Lembaga yang serius mengurusnya.

***

cerpen SENANDUNG

Senandung tanpa Nada


Sebuah hubungan yang terjalin tanpa ikatan resmi dan yang selalu kutakutkan bila terjadi lagi padaku. Inilah yang kusebut Senandung Tanpa nada. Sebuah lirik yang tak dapat dinyanyikan, hanya syair-syair yang diam. Makna kesungguhan dari perasaan yang hanya terombang-ambing. Tak terungkap dan terselubung.
Mengenalmu sebagai seorang lelaki yang memiliki kasih sayang yang sama seperti yang lain. Tapi kubilang ini tak sama. Kubilang ini bukan Cinta, namun lebih dari sebuah persahabatan yang pernah ada.
Dialah yang selama ini menganggapku layaknya anak kecil yang manja. Padahal aku Belia, gadis yang telah beranjak dewasa.
Yang kubutuhkanpun lebih dari kasih sayang semata. Namun perhatiaannya selama ini malah semakin membuatku nyaman dari lelaki manapun.
Tapi entah mengapa kami punya satu hati saja. Aku menyanyanginya dan begitu pula dengannya. Sebenarnya bisa saja kami mempunyai kehidupan sendiri-sendiri. Namun hingga sampai saat ini kami lebih sering sibuk bersama, dan tak pernah terfikir untuk membuat dunia masing-masing.
Dialah Abangku, lelaki yang kumaksud. Yang kumiliki dengannya adalah sebuah hubungan tanpa ikatan resmi. Cerita-cerita kamipun mengalir layaknya lirik yang tak bernada. Kami selalu bersama meski kami bukan saudara. Kami pun sama-sama tumbuh dari tempat asal yang berbeda.

Sebuah hubungan yang terjalin tanpa ikatan yang resmi dan yang selalu kutakutkan bila terjadi lagi dalam hidupku. Karena kini kurasakan, dan karena kutakut bila ku jadi jatuh cinta padanya. Meski ku susah payah untuk tak menyentuh hatinya.
Kuyakin bisa dan kuharap pada akhirnya nanti kami bisa ciptakan kehidupan masing-masing. Jika tidak, biar Tuhan-lah yang tetap menyatukan kami dalam sebuah ikatan kasih yang direstuiNya.
ÿ TAMAT ÿ