Sabtu, 29 Desember 2007

libur akhir tahun

Libur di akhir pekan telah tiba, terlebih lagi dengan adanya libur di penghujung tahun 2007 ini. Hal ini menjadikan libur terasa panjang. Bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1428 Hijriyah serta libur Hari Natal dan disusul dengan tahun baru yang hanya berjarak lima hari saja. Tak hanya itu demam libur panjang juga dinikmati sejumlah Mahasiswa di beberapa Universitas. Sebut saja Universitas ITS, yang menon aktifkan kegiatan mengajarnya sampai tanggal 3 Januari 2008 mendatang. Sedang di Universitas Negeri Surabaya hari libur mencapai 1 bulan. Bahkan di Universitas Petra Surabaya mulai aktif tanggal 1 Maret 2008 mendatang .
Hal ini sungguh sangat mengherankan. Di luar semua itu, di luar negeri masyarakat bekerja setiap hari tanpa mengenal istilah libur akhir pekan, seolah-olah mereka bekerja selama 9 bulan dan hanya memiliki waktu libur selama 3 bulan. Dan yang akhirnya terjadi ialah, mereka menjadi lebih bisa menikmati arti libur serta bisa memanfaatkan peluang ini semaksimal mungkin. Sedangkan di Tanah Air fenomena yang terjadi ialah masyarakat lebih mengharapkkan hadirnya hari libur yang sifat kehadirannya continue. Contoh kecil, saat hari jum’at kita selalu berharap akan hadirnya hari sabtu. Sebab di hari ini pekerjaan-pekerjaan serta rutinitas yang lain juga akan berhenti sejenak. Akibatnya masyarakat terlalu terlena dengan libur sesaat tersebut sehingga pada saat masuk kembali mereka belum bisa memaksimalkan kinerjanya. Karena hawa malas bersantai ria di rumah masih terasa. Itulah fakta yang terjadi, jadi kita hanya bisa memanfaatkan 5 hari kerja. Dan selebihnya kita sudah mulai terjangkiti virus akhir pekan dengan setumpuk angan-angan. Lalu bagaimana dengan sistem pemberian hari libur di luar negeri ??
Tentu saja hal ini nampaknya tidak akan terlalu menyulitkan bagi masyarakatnya. Sebab sebagian dari mereka tak jarang adalah seorang workaholic. Coba kita perhatikan sistim kerja mereka yang tidak asal-asalan. Benar-bener disiplin dan berusaha memaksimalakan potensi kerja mereka. Rasa tanggung jawab dan disiplin yang ternyata menjadi kunci utama bagi mereka. Lalu bagaimana pula bila sistim libur dan hari kerja di luar negeri tersebut bila diterapkan di Indonesia ?? sanggupkah masyarakat Indonesia menjalankannya ??.
Sedang dalam kasus kecil seperti disiplin membuang sampah ditempatnya saja masih belum berjalan secara baik. Ini menunjukkan bahwa kita terlalu lama membiarkan sejarah malas dan bertindak semau sendiri terukir secara tak sadar di mana-mana. Apa mereka tidak ditegur ?? lalu bagaimana dengan sangsi-sangsi hukum ?? semuanya terasa sempurna, setelah masih banyaknya kasus anak putus sekolah, harga BBM yang tak pernah bosan naik, belum lagi harga sembako dan teman-temannya yang juga setia mengikuti harga BBM. Permasalahan social yang juga seringkali di runcingkan oleh factor perekomian. Dan maraknya tindak-tindak kejahatan yang seolah tiada menyurut.semuanya kini seolah tinggal omong kosong belaka. Sebab, (mohon maaf) tak jarang beberapa oknum penegak hukum kita juga kurang menjalankan tugasnya. Oleh karena itu jangan heran bila akhirnya masyarakat lebih peduli dengan urusan hidup masing-masing. Baginya hukum/ aturan/ sangsi-sangsi tersebut hanya pajangan yang tak mempengaruhi. Bayangan dapat menikmati hidup dengan santai dan duduk santai saja tanpa harus pusing mengatur uang belanja dan sekolah anak sudah menjadi impian wajib masyarakat kita. Yang telah terjadi semoga tak kan terjadi pada generasi muda kita, sebab hanya merekalah nasib masa depan bangsa kita dibawa. Bantu mereka untuk membangun Negara, selamatkan property serta aset-aset Negara dari tangan –tangan usil. Kenali lebih Negara Indonesia, bangkitkan semangat masyarakat dengan melawan musuh besar generasi muda kita. Be Good and Say No to NARKOBA. Keep Healthy dan hindari HIV/AIDS.

Tidak ada komentar: